Komunitas Blogger Bekasi

Senin, Juli 6

Aku tidak membunuh!

Sebuah cerpen untuk keluarga besarku di Al-Binaa


Aku tidak membunuh!
Mengapa semua orang menunjuk mukaku? Mengapa semua orang menuduhku? Aku tidak melakukannya dan aku tak tahu apapun tentang kejadian itu. Aku berani bersumpah, aku tak membunuh, aku bukan pelakunya. Tak setetes pun darah kutumpahkan, tak satu pun luka kugoreskan, tak satu pun kata kuucapkan, tapi mengapa kalian semua menuduhku?
Aku bukan pembunuh. Percayalah padaku, kawan. Bukankah dulu kalian selalu mempercayaiku, membanggakanku dan selalu tersenyum padaku? Bukankah kalian dulu selalu menganggapku yang terbaik? Bukankah dulu kalian selalu mendukungku dengan darah yang kugoreskan, untukmu?
Tapi sekarang, kalian menuduhku membunuh. Kalian menuduhku melakukan hal keji yang tak pernah kulakukan. Sekarang kalian mendustakanku, melecehkanku, dan sinis penuh benci kepadaku. Kalian tak mau lagi mengakuiku, kalian menyalahkanku, kalian menginjak-nginjak kehormatanku. Kalian merobek-robek angan, mengubur semua impian, dan menghancurkan semua kepercayaan yang selama ini telah kubangun. Apa salahku? Sungguh aku tak pernah menyangka akan menjadi seorang tertuduh tanpa sebab, dimusuhi tanpa teman, dijauhi tanpa kepercayaan. Aku ingin menangis, tapi buru-buru kuhentikan karena aku tahu takkan ada yang bersimpati pada air mataku.
Jadi aku ingin tahu apa yang kalian pikirkan. Mungkinkah kalian menuduhku hanya karena kutumpahkan tetesan merah itu ke atas ikan di piringmu, mungkinkah hanya karena kugoreskan tinta hitam gurita di kertas putihmu, mungkinkah hanya karena luka kecil tak sengaja yang kubaretkan di kelopak matamu?
Lihat, dialah yang membunuh! Dialah pembunuh yang kalian cari! Yang kalian caci maki, kalian dustai, dan kalian kotori. Bukan aku, aku tak tahu apa-apa. Aku tahu dia yang membunuh, dia yang mengatakannya padaku. Tapi sekarang, setelah melakukannya, dia tersenyum puas karena tak ada searang pun yang mengetahuinya. Dia senang, karena tanpa sebab kalian langsung menuduhku yang melakukannya.
Tak pernahkah sedikitpun kallian mencoba mencari tahu siapa yang melakukannya? Mengapa kalian langsung menunjuk mukaku? Kenapa kalian menyalahkanku tanpa kutahu apa yang telah kuperbuat? Bukankah Rasul bertanya dulu pada Fulan yang tidak shalat karena junub, bukan langsung menyalahkan seperti yang kalian lakuakn padaku?
Aku hanya bisa berharap kalian menyadari kalian telah salah, telah salah menuduhku tanpa alasan. Mungkin aku memang pembunuh, aku telah membunuh. Aku telah membunuh semua impianku, semua harapanku, semua anganku, karena kalianlah yang telah membunuhnya terlebih dahulu. Aku ingin kejujuran, kepercayaan, dan kebanggaan yang selama ini kalian hilangkan dari dadaku. Aku ingin kalian menatap mataku lagi, membesarkan hatiku lagi.
Aku ingin kalian datang padaku dan bertanya, tentang membunuh, tentang pembunuh.
Aku ingin berteman lagi seperti dulu, seperti yang pernah kukatakan, seperti yang selalu kurindukan.
Dengan kalian semua.

Allahumma allif baina qulubana, kama allafta baina qulubil muhajirina wal anshar....

0 komentar: